Sabtu, 02 November 2013

Artikel Motivasi


Kasus Motivasi


PERAMPINGAN KARYAWAN TELKOM INDONESIA 


Tanggal diunduh : 18 juni 2012 jam 07.00 

Waktu peristiwa : Tahun 2009 

  Perampingan karyawan akan dilakukan oleh PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom). Sekitar 1.156 karyawan PT. Telkom akan pensiun dini pada tahun 2009. PT. Telkom menyediakan dana sebesar Rp750 miliar untuk pelaksanaan program ini. 

  Menurut Vice President Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia, program pensiun dini dilakukan agar perusahaan lebih lincah bergerak menghadapi kompetisi yang semakin ketat. Perusahaan juga memberikan kesempatan pada karyawan untuk mengembangkan potensi diri diluar perusahaan. Secara lugas, Eddy mengatakan Telkom harus melakukan efisiensi dan efektivitas operasionalnya agar mampu bersaing.Edi mengatakan bahwa program ini ditawarkan secara sukarela kepada karyawan. Selain itu, Edi mengatakan bahwa dana itu (Rp750 miliar) untuk membayar kompensasi karyawan yang mengambil program pensiun dini. Rencananya, program pensiun dini akan dilakukan lagi dan berlanjuthingga tahun 2011. Saat ini, jumlah karyawan PT. Telkom yang tersebar diseluruh Indonesia sekitar 25.000 orang. Selain rencana pensiun dini ini, pensiun reguler pada tahun ini akan mempensiunkan karyawan yang telah memasuki masa pensiun sebanyak 700 orang. Menurutnya, tidak sedikit karyawan yang umurnya sudah mendekatimasa pensiun ikut mengambil pensiun dini. 

ULASAN 

  Kasus ini membahas mengenai keputusan yang dilakukan oleh PT. TELKOM Indonesia yang akan melakukan perampingan terhadap sejumlah karyawannya. Perampingan tersebut berupa pelaksanaan pensiun dini, hal tersebut dilakukan agar perusahaan dapat dengan lincah bergerak untuk ikut berkompetisi dengan perusahaan lainnya. 

  Tindakan yang dilakukan PT.Telkom tersebut dapat berdampak psikologois terhadap para karuawan yang mengalami pensiun dini. Dampak tersebut seperti halnya menurunnya tingkat motivasi kerja mereka. Dikarenakan mereka tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara maksimal, seperti halnya kebutuhan hierarki dasar menurut teori Masslow, yang terdiri dari kebutuhan fisiologis, kemanann, sosial, prestasi dan aktualisasi diri. Dari kelima kebutuhan tersebut memiliki pengaruh terhadap dampak psikologis yang dialami karyawan telkom tersebut ialah kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan akan pangan sandang dan papan yang tidak lain merupakan kebutuhan dasar bagi manusia (Hasibuan, 2001). 

  Kasus ini juga membuat para karyawan menjadi terserang stres, berdasarkan permasalahan ini stres yang dimaksud berkenaan dengan pengertian dari Hans Seyle (1976) yang menyatakan bahwa stress merupakan situasi dimana suatu tuntutan yang sifatnya tidak spesifik dan mengharuskan seseorang memberikan respon atau mengambil tindakan. Jadi, para karyawan mengalami tuntutan untuk menerima keputusna pensiun dini akibat situasi perusahaan yang ingin berkembang, dampak negatif dari hal tersebut dialami oleh para karyawan. 

  Disisi lain bagi para karyawan yang diberi kesempatan mengembangkan potensi diri berarti mereka telah memperoleh motivasi dalam hal peningkatan kinerja yang dilakukan oleh perusahaan. Sejumlah faktor-faktor yang mengenai hal tersebut diantaranya adalah mengenai kecepatan, kualitas, nilai dan layanan (Furtwengler, 2003). Tujuan dari adanya kesempatan mengembangkan potensi diri bagi para karyawan yang masih produktif ialah untuk saling memotivasi diri agar dapat berkerjasama secara produktif untuk mencapai serta mewujudkan suatu tujuan yang telah ditentukan yakni dapat berkompetisi dengan perusahaan lain (Haibuan, 2001). 

  Tindakan solusi terhadap permaslahan ini adalah dengan memberikan kesempatan bagi para karyawan tersebut untuk dapat tetap mengabdi kepada perusahaan. Memberikan motivasi ekstrensik yakni berupa suatu kondisi yang mengahruskan melaksanakan pekerjaan secara maksimal (sesuai dengan tingkat produktivitas mereka) sehingga mereka dapat tetepa memberi pengaruh terhadap perekembangan perusahaan (Hasibuan, 2001). 




Daftar Pustaka

Motivasi

1. Definisi Motivasi
  Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Sardiman (2006) motif merupakan daya penggerak dari dalam untuk melakukan kegaiatan untuk mencapai tujuan. Motivasi adalahperubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 1992).


  Menurut Sardiman (2006) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorangyang ditandai dengan munculnya “felling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Menurut Mulyasa (2003) motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi. Seorang siswa akan belajar bila ada faktor pendorongnya yang disebut motivasi.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Dalam motivasi belajar dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka pemenuhan harapan dan dorongan dalam hal ini adalah pencapaian tujuan.

2. Teori motivasi

A. Drive Reinforcement
  Teori drive bisa di uraikan sebagai teori-teori dorongan motivasi, perilaku didorong ke arah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam siri seseorang atau binatang. Contohnya freud (1940) berdasarkan ide-idenhya tentang kepribdian pada bawaan, dalam kelahiran, dorongan seksual dan agersif. Secara umum teori drive mengatakan halberikut ketika suatu keadaan dorongan internal muncul, individu di dorong untuk mengaturnya dalam perillaku yang akan mengarah ke tujuan yang mengurangi intensitas keadaan yang mendorong.


Pada manusia dapat mencapain tujuan yang memadai yang mengurangi keadaan dorongan apabila dapt menyenangkan dan memuaskan, jadinya motivasi dapat dikatakan terdiri dari :

  • Suatu perilaku keadaan yang mendorong
  • Perilaku yang mengarah ke tujuan yang dipahami oleh keadaan terdorong
  •  Pencapaian tujuan yang memadai
  • Pengurangan dan kepuasan subjektif dan ketegaan ke tingkat tujuan yang tercapai
Setelah keadaan itu terdorong akan muncul perilaku ke arah tujuan yang sesui. Pengulangan kejadian yang baru saja diuraikan sering kali disebut lingkaran korelasi.

Contoh:
  Sebuah Supermarket menjanjikan akan menaikan jabatan dari SPG menjadi admin jika SPG dapat mencapai target atau melebihi target, lalu ada seorang SPG pada awalnya mendapat posisis sebgai SPG, tetapi sekrang menduduki jabatan sebagai admin untuk sebuah produk yang dikerjakan, karena semasa ia menjadi SPG, ia berhasil memenuhi target yang harus dicapai bahkan mungkin melebihi target. Maka dari itu sebgai atau Reinforcement ia naik jabatan.


B. Teori Harapan

Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “ Work And Mtivation” mengetengahkan suatu teori yang disebut sebagai “Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diingakannya itu. artinya, apabila seseorang sangat mengingikan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.

Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesutau itu cukup besar, yang bersangkutan akan terdoorong untuk memperoleh hal yang diingikannya itu.

Sebaliknya, jika harapn memperoleh hal yang diingikannya itu tipis, motivasinya untuk berupa akan menjadi rendah.


Contoh:

Inplikasi dari kasus diatas, SPG tersebut akan melakukan usaha yang lebih besar lagi karena adanya harapan akan naik jabatan jika dia berusaha dengan keras dan naik jabatan itu merupakan nilai dari yang ia kerjakan.


Teori harapan ini didasarkan atas :
  • Harapan (Expectancy), dalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena perilaku. Harapan akan berkisar antara nilai negatif (sangat tidak diinginkan sampai dengan nilai positif). Harapn negatif menunjukan tidak ada kemungkinan sesuatu hasil akan muncul sebagai akinat dari tindakan tertentu, abhkan hasilnya bisa lebih buruk. Sedangkan harapan positif menunjukan kepastian bahwa hasil tertentu akan muncul sebagai konsekuensi dari suatu tindakan atau perilaku.
  • Nilai (Valence), adalah kekuatan relatif dari keinginan dan kebutuhan untuk mencapai hasil, berkenaan dengan prefensi hasil yang dapat dilihat oleh setiap individu. Bagi seorang individu, perilaku tertentu mempunyai nilai tertentu. Suatu hasil mempunyai valensi positif apabila dipilih, tetapi sebaliknya mempunyai valensi negatif jika tidak dipilih.
  • Pertautan (Instrumrntality), yaitu keinginan besarnya kemungkian bila bekerja secara efektifitas, apakah akan terpenuhi keinginan dan kebutuhan tertentu yang diharapkannnya indeks yang merupakan tolak ukur berapa besarnya perusahaan akan memberikan penghargaan atas hasil usahnya untuk pemuasan kebutuhannnnya.

C. Teori Tujuan


Locke mengusulkan model kognitif, yang dinamakan teori tujuan, yang mencoba menjelaskan hubungan-hubungan secara sadar.menurut Locke, tujuan-tujuan yang cukup sulit, khusus dan yang pernyataannya jelas dapt diterima oleh tenaga kerja, akan menghasilkan unjuk kerja yang lebih tinggi dari pada tujuan-tujuan yang taksa, tidak khusu dan yang mudah dicapai. Teori tujuan, sebagaimana yang didasarkan pada teori ini menggambarkan kemanfaatan nya bagi organisasi.

Penetapan tujuan juda dapat ditemukan dalam teori motivasi harapan. Individu menetapkan sasaran pribadi yang diinginkan dicapai. Sasaran-sasaran pribadi memiliki nilai kepentingan pribadi (valence) yang berbeda-beda.

Proses penetapan tujuan (goal setting) dapat dilakukan berdasarkan prakarsa sendiri, dapat seperti MBO, diwajibkan oleh organisasi sebagai suatu kebijakan perusahan. Bila didasarkan oleh prakarsa sendiri dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja individu bercorak proaktif dan ia tetapkan. Bla sorang tenaga kerja memiliki motivasi kerja yang lebih bercorak reaktif. Pada saat ia diberi tugas untuk menetapkan sasaran-sasaran kerjanya untuk kurun waktu tertentu dapat terjadi bahwa keterikatan terhadap usaha mencpai tujuan tersebut tidak terlalu besar.

Contoh:

Seoran karyawan berniat untuk membuka usaha, sebelumnya ia telah bekerja untuk mendapatkan gaji yang ditabung untuk dijadikan modal usaha, setelah modal itu terkumpul ia mulai membuka usahanya tersebut.

D.Teori Hirarki Kebutuhan ( A. Maslow)

 Penjelasan mengenai konsep motivasi manusia menurut Abraham Maslow mengacu pada lima kebutuhan pokok yang disusun secara hirarkis. Tata lima tingkatan motivasi secara secara hierarkis ini adalah sebagai berikut :


a) Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah) 
  Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan. Bagi karyawan, kebutuhan akan gaji, uang lembur, perangsang, hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti rumah, kendaraan dll. Menjadi motif dasar dari seseorang mau bekerja, menjadi efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi organisasi.


b) Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs)
  Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya, wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya.



c) Kebutuhan sosial (Social Needs) 
  Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan, mening-katkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense of belonging dalam organisasi.


d) Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs) 
  Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbul-simbul dalam statusnya seseorang serta prestise yang ditampilkannya.


e) Kebutuhan mempertinggi kapisitas kerja (Self actualization) 
  Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi. 

Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh manajer dan diarahkan sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi kebutuhannya masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek yang mencapai hasil untuk sasaran-sasaran organisasi.



3. Kasus


PERAMPINGAN KARYAWAN TELKOM INDONESIA 



Tanggal diunduh : 18 juni 2012 jam 07.00 

Waktu peristiwa : Tahun 2009 

  Perampingan karyawan akan dilakukan oleh PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom). Sekitar 1.156 karyawan PT. Telkom akan pensiun dini pada tahun 2009. PT. Telkom menyediakan dana sebesar Rp750 miliar untuk pelaksanaan program ini. 

  Menurut Vice President Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia, program pensiun dini dilakukan agar perusahaan lebih lincah bergerak menghadapi kompetisi yang semakin ketat. Perusahaan juga memberikan kesempatan pada karyawan untuk mengembangkan potensi diri diluar perusahaan. Secara lugas, Eddy mengatakan Telkom harus melakukan efisiensi dan efektivitas operasionalnya agar mampu bersaing.Edi mengatakan bahwa program ini ditawarkan secara sukarela kepada karyawan. Selain itu, Edi mengatakan bahwa dana itu (Rp750 miliar) untuk membayar kompensasi karyawan yang mengambil program pensiun dini. Rencananya, program pensiun dini akan dilakukan lagi dan berlanjuthingga tahun 2011. Saat ini, jumlah karyawan PT. Telkom yang tersebar diseluruh Indonesia sekitar 25.000 orang. Selain rencana pensiun dini ini, pensiun reguler pada tahun ini akan mempensiunkan karyawan yang telah memasuki masa pensiun sebanyak 700 orang. Menurutnya, tidak sedikit karyawan yang umurnya sudah mendekatimasa pensiun ikut mengambil pensiun dini. 

ULASAN 

  Kasus ini membahas mengenai keputusan yang dilakukan oleh PT. TELKOM Indonesia yang akan melakukan perampingan terhadap sejumlah karyawannya. Perampingan tersebut berupa pelaksanaan pensiun dini, hal tersebut dilakukan agar perusahaan dapat dengan lincah bergerak untuk ikut berkompetisi dengan perusahaan lainnya. 

  Tindakan yang dilakukan PT.Telkom tersebut dapat berdampak psikologois terhadap para karuawan yang mengalami pensiun dini. Dampak tersebut seperti halnya menurunnya tingkat motivasi kerja mereka. Dikarenakan mereka tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara maksimal, seperti halnya kebutuhan hierarki dasar menurut teori Masslow, yang terdiri dari kebutuhan fisiologis, kemanann, sosial, prestasi dan aktualisasi diri. Dari kelima kebutuhan tersebut memiliki pengaruh terhadap dampak psikologis yang dialami karyawan telkom tersebut ialah kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan akan pangan sandang dan papan yang tidak lain merupakan kebutuhan dasar bagi manusia (Hasibuan, 2001). 

  Kasus ini juga membuat para karyawan menjadi terserang stres, berdasarkan permasalahan ini stres yang dimaksud berkenaan dengan pengertian dari Hans Seyle (1976) yang menyatakan bahwa stress merupakan situasi dimana suatu tuntutan yang sifatnya tidak spesifik dan mengharuskan seseorang memberikan respon atau mengambil tindakan. Jadi, para karyawan mengalami tuntutan untuk menerima keputusna pensiun dini akibat situasi perusahaan yang ingin berkembang, dampak negatif dari hal tersebut dialami oleh para karyawan. 

  Disisi lain bagi para karyawan yang diberi kesempatan mengembangkan potensi diri berarti mereka telah memperoleh motivasi dalam hal peningkatan kinerja yang dilakukan oleh perusahaan. Sejumlah faktor-faktor yang mengenai hal tersebut diantaranya adalah mengenai kecepatan, kualitas, nilai dan layanan (Furtwengler, 2003). Tujuan dari adanya kesempatan mengembangkan potensi diri bagi para karyawan yang masih produktif ialah untuk saling memotivasi diri agar dapat berkerjasama secara produktif untuk mencapai serta mewujudkan suatu tujuan yang telah ditentukan yakni dapat berkompetisi dengan perusahaan lain (Haibuan, 2001). 

  Tindakan solusi terhadap permaslahan ini adalah dengan memberikan kesempatan bagi para karyawan tersebut untuk dapat tetap mengabdi kepada perusahaan. Memberikan motivasi ekstrensik yakni berupa suatu kondisi yang mengahruskan melaksanakan pekerjaan secara maksimal (sesuai dengan tingkat produktivitas mereka) sehingga mereka dapat tetepa memberi pengaruh terhadap perekembangan perusahaan (Hasibuan, 2001). 




Daftar Pustaka

Senin, 30 September 2013

Mempengaruhi Perilaku Orang Lain



1.      Definisi  Pengaruh
Menurut Kamus Besar bahasa indonesia (2001:849), yaitu: ‘Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang’. Dari pengertian yang telah dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain. 

*Kunci-Kunci Perubahan Perilaku:
  • Courage: diperlukan keberanian,kebulatan,tekad dan keteguhan hati
  • High confidence : kekuatan penggerak hidup anda 
  • Attitude: mental yang positif 
  • New action: tindakan yang benar-benar konsisten 
  • Goal: target atau tujuan yang benar-benar diinginkan 
  • Excellence :menjadi yang terbaik



*Cara mempengaruhi orang lain dengan dasar pendekatan komunikasi persuasi dikemukakan oleh Aristotle. Terdapat 3 Teknik Dasar Untuk Mempengaruhi Pikiran Orang Lain, berikut masing-masing uraiannya.
Logical Argument (Logos)
Pendekatan berdasarkan logical argument merupakan penyampaian ajakan menggunakan argumentasi sebuah data-data yang ditemukan. Hal ini telah disinggung oleh komponen data.

Psychological Atau Emotional Argument (Pathos)
Pendekatan berdasarkan Psychological Atau Emotional Argument merupakan penyampaian pendekatan ajakan menggunakan efek emosi positif dan negatif. Misalnya saja dalam iklan yang menyenangkan, lucu dan maupun yang membuat kita berempati itu termasuk dalam menggunakan pendekatan Psychological Argument yang bersifat positif. Sedangkan iklan yang biasanya membuat kita muak, marah,  menjenuhkan,  itu termasuk pendekatan Psychological  Argument dengan efek emosi yang negatif.

Argument Based On Credibility (Ethos)
Teknik pendekatan seperti ini biasanya merupakan ajakan atau arahan yang akan diikuti oleh komunikate atau audiens, karena komukiator mempunyai kredibilitas sebagai pakar dalam bidang tersebut.  Seperti contoh saat kita berobat dan menuruti medis dari dokter, menuruti kemauan seorang pesulap, atau mematuhi perintah dari dosen untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Mengapa demikian karena hal ini semata-mata karena anda mempercayai kepakaran seseorang dala bidangnya.

2. Definisi Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi (dalam bahasa Inggris “communication”), (dalam bahasa Latin “communicatus”), sebenarnya bersumber pada kata “communis”. Communis memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Jadi, Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.

Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila komunikasi tersebut mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi. Tujuan dari Komunikasi Efektif sebenarnya adalah memberi kan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas dan lengkap, serta dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau komunikan. tujuan lain dari Komunikasi Efektif adalah agar pengiriman informasi dan umpan balik atau feed back dapat seinbang sehingga tidak terjadi monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik.


Tiga Dimensi Penting Yang Mendasari Definisi-definisi Komunikasi :
Dimensi Pertama : Tingkat Observasi atau derajat keabstrakannya Misalnya, definisi komunikasi yang menyatakan "komunikasi adalah proses yang menghubungkansatu sama lain bagian-bagian terpisah dari dunia kehidupan" adalah terlalu umum,sementara definisi komunikasi yang menyatakan bahwa "komunikasi sebagai alat untuk mengirim pesan militer, perintah,dan sebagainya lewat telepon, telegraf,radio, kurir, dan sebagainya" terlalu sempit. 

Dimensi Kedua : Kesengajaan (intentionality), Sebagian definisi mencakup hanya pengiriman dan penerimaan pesan yang disengaja; sedangkan sebagian definisi lainnya tidak menuntut syarat ini. Contoh definisi yang mensyaratkan kesengajaan (Gerald E Miller) komunikasi sebagai "situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima". Sedangkan definisi yang mengabaik
an kesengajaan (Alex Code) " suatu proses yang membuat sama bagi dua orang atau lebih apa yang tadinya merupakan monopoli seseorang atau sejumlah orang". 

Dimensi Ketiga : Penilaian Normatif, Sebagian definisi meskipun secara implisit, menyertakan keberhasilan atau kecermatan; sebagian tidak demikian. Definisi komunikasi dad John B Hoben, misalnya mengasumsikan bahwa komunikasi itu(harus) berhasil: "Komunikasi adalahpertukaran verbal pikiran atau gagasan". Asumsi dibalik definisi adalah suatu pikiran atau gagasan secara berhasil dipertukarkan. Sebagian definisi lainnya tidak otomatis mensyaratkan keberhasilan, seperti definisi komunikasi dari Berard Berelson dan Gary Steiner: "Komunikasi adalah transmisi informasi" , definisi ini tidak mensyaratkan bahwa informasi itu harus diterima atau dimengerti.


Sumber:







Minggu, 28 April 2013

Konsep Manusia (Kepribadian Manusia)



Kesehatan Mental



Konsep Manusia (Kepribadian Manusia)

Apakah  Konsep manusia atau Struktur Kepribadian pada manusia?
Berikut akan dipaparkan Konsep Manusia menurut beberapa pendekatan / ahli:


Aliran Psikoanalisa, Sigmund Freud 
  • Pendekatan ini sangat dipengaruhi oleh Freud, sebagai Bapak psikoanalisa yang terkenal. 
  • Psikoanalisa melihat Konsep Manusia dari sisi yang sakit atau pincang, karena berpusat pada tingkah laku yang neurotisdan psikotis. 
  • Freud menganalogikan pikiran manusia dengan gunung es. Bagian terkecil yang tampak diatas permukaan air dianalogikan dengan pengalaman dasar, sedangkan bagian yang jauh lebih besar dibawah permukaan air dianalogikan dengan alam bawah sadar.
  • Struktur Kepribadian nya;
 *Id
Berisi segala sesuatu yang secara psikologis diwariskan dan telah ada sejak lahir. Id menggunakan prinsip kesenangan [pleasure principle] untuk membebaskan / mengurangi jumlah tegangan. Dari Id inilah nantinya berkembang Ego dan Superego. Id terdiri dari dorongan-dorongan bioligis dasar seperti kebutuhan makan, minum, seks, dan agresivitas.
Dalam Id terdapat dua jenis energi yang saling bertentangan dan sangat mempengaruhi individu, yaitu Insting Kehidupan [tujuan untuk mempertahankan hidup dan perkembangbiakan ras]dan Insting Kematian [tujuan semua kehidupan adalah kematian].
*Ego
Ego dikuasai oleh prinsip yang mendorong untuk mengikuti prinsip kenyataan [reality principle]. Ego disebut Eksekutif Kepribadian karena mengontrol ke arah tindakan, memilih lingkungan berespon, memutuskan insting mana yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya [menjalankan fungsi pengendalian agar upaya pemuasan Id itu realistis atau sesuai dengan kenyataan].
Peran utamanya menengahi kebutuhan instingtif organisme dan kebutuhan-kebutuhan lingkungan sekitarnya.
*SuperEgo
Pada dasarnya Superego adalah hati nurani [concience] seseorang yang menilai benar atau salahnya tindakan seseorang. Superego mewakili nilai-nilai ideal dan selalu berorientasi pada kesempurnaan.



Aliran Behavioristik

  • Behavioristik melihat Konsep Manusia sebagai suatu mesin ..’Suatu sistem kompleks yang bertingkahlaku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum’
  • Individu digambarkan sebagai suatu organisme yang tersusun baik, teratur, dan ditentukan Sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, dan kreativitas, seperti suatu alat pengatur napas.
Menurut Juan Petrovich Pavlov
  • Pavlov menolak digunakan metoda instropeksi karena tidak dapat diperoleh data yang objektiv, oleh karena itu ia merintis objective psychologi.
  • Dalam eksperimen nya Pavlov menggunakan anjing sebagai binatang percobaan. Anjing dioperasikan sedemikian rupa sehinggga apabila air liur keluar dapat dilihat dan ditampung dalam tempat yang telah disediakan. Apabila anjing lapar dan melihat makanan, kemudian mengeluarkan air liur disebut unconditional respon [UCR]. Apabila anjing mendengarkan bel dan kemudian menggerakkan telinganya, ini merupakan respon yang alami. Bel sebagai unconditional stimulus [UCS] 
  • Dalam eksperimennya Pavlov memberikan stimulus [UCS] berupa makanan, berbarengan dengan bunyi bel [UCS] menjadi [CS] yang menyebabkan timbulnya [CR] berupa air liur.


Menurut Edward Lee Thorndike
  • Penelitian Thorndike terhadap tingkah laku binatang mencerminkan prinsip dasar proses belajar yang dianut oleh Thorndike, yaitu bahwa dasar dari belajar adalah asosiasi. 
  • Dari eksperimennya, Thorndike mengajukan beberapa macam hukum yang sering dikenal sebagai hukum primer dalam belajar, yaitu;
    "Law of Excercise" : Makin banyak latihan, hasilnya semakin baik.  
    "Law of Effects" : Apapun yang menguntungkan akan mudah dipelajari
    "Law of Readines" : Kesiapan seseorang memudahkan orang tersebut untuk mempelajari sesuatu hal 
    "Law of Belonging" : Semakin kuat hubungan antara apa yang akan dipelajari dengan yang sudah dipelajari, hasilnya akan semakin baik



Aliran Humanistik

     Berbeda dengan kedua pandangan diatas, para Ahli psikologi pertumbuhan (ahli Humanistik) melihat psikologi dari sisi Kesehatan jiwa atau dari orang yang sehat jiwanya.
         Gambaran ahli psikologi pertumbuhan tentang manusia adalah optimistik dan penuh harapan. Meskipun para Ahli psikologi pertumbuhan tidak menyangkal bahwa stimulus-stimulus dari luar, dan konflik-konflik masa kanak-kanak mempengaruhi kepribadian, namun mereka tidak percaya bahwa manusia merupakan korban yang tidak dapat berubah dari kekuatan-kekuatan ini. Menurut mereka, . Setiap individu mempunyai kemampuan, pandangan segar tentang individu, melihat potensi individu untuk tumbuh menjadi lebih baik. Dan juga memiliki pandangan bahwa setiap individu memiliki kapasitas untuk menyelesaikan setiap masalah dan mengembangkan diri untuk menjadi lebih baik.
       Ahli-ahli Humanistik juga mengemukakan bahwa ada suatu tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sangat diperlukan, yang melampaui “normalitas”, dan mereka mengemukakan bahwa manusia perlu berjuang untuk mengaktualisasikan semua potesinya. Dengan kata lain, tidak cukup hanya bebas dari sakit emosional; tidak adanya tingkah laku neurotis [terganggu syaraf] atau psikotis [terganggu jiwa] tidak cukup untuk menilai seseorang sebagai pribadi yang sehat. Tidak adanya sakit emosional hanya merupakan suatu langkah pertama yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemenuhan. Sedangkan individu harus mencapai lebih jauh dari itu.





Sumber


Materi Kuliah Kesehatan Mental 2013.
Basuki, A.M Heru. (2008) Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Minggu, 10 Maret 2013

DEFINISI SEHAT


Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual. Menurut WHO (1947)
Definisi Sehat Dalam Keperawatan, Sehat : Perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (Aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengantujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural. (Pender (1982)) Sehat : Fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care Resouces) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care Aktions) secara adekual. Self care Resoureces : mencangkup pengetahuan, keterampilan dansikap. Self care Aktions : Perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahan kan dan menigkatkan fungsi psicososial da piritual.(Paune (1983)) Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosialdan ekonomi (UU No.23,1992)
CIRI-CIRI SEHAT
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan. 
Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran,emosional, dan spiritual.
1.Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
2.Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dansebagainya.
3.Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
4.Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan denganorang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku,agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
5.Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif,dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.

Aspek-aspek pendukung kesehatan
Banyak orang berpikir bahwa sehat adalah tidak sakit, maksudnya apabila tidak ada gejala penyakit yg terasa berarti tubuh kita sehat. Padahal pendapat itu kurang tepat. Ada kalanya penyakit baru terasa setelah cukup parah, seperti kanker yg baru diketahui setelah stadium 4. Apakah berarti sebelumnya penyakit kanker itu tidak ada? Tentu saja ada, tetapi tidak terasa.Berarti tidak adanya gejala penyakit bukan berarti sehat.Sesungguhnya sehat adalah suatu kondisi keseimbangan, di mana seluruh sistem organ di tubuh kita bekerja dengan selaras. Faktor-faktor yg mempengaruhi keselarasan tersebut berlangsung seterusnya adalah:
1.Nutrisi yang lengkap dan seimbang
2.Istirahat yang cukup
3.Olah Raga yang teratur
4.Kondisi mental, sosial dan rohani yang seimbang
5.Lingkungan yang bersih

Apabila salah satu saja dari kelima faktor ini tidak tercukupi, akan membuat keseimbangan kinerja organ tubuh terganggu. Sesungguhnya tubuh memiliki mekanisme otomatis untuk mengembalikan keseimbangan kesehatannya , akan tetapi apabila hal ini berlangsung terus-menerus atau kekurangan tersebut dalam jumlah yg cukup besar, maka tubuh tidak mampu mengembalikan keseimbangan, dan hal inilah yg kita sebut sakit.Istimewanya tubuh manusia, walaupun dalam kondisi sakit tubuh tersebut tetap dapat memulihkan dirinya sendiri. Untuk itu perlu dibantu dengan memberikan nutrisi dalam jumlah yang memadai secara lengkap ditambah dengan istirahat yang cukup. 



http://www.scribd.com/doc/36716628/DEFINISI-SEHAT