Kesehatan Mental
Konsep Manusia (Kepribadian Manusia)
Apakah Konsep manusia atau Struktur Kepribadian pada manusia?
Berikut akan dipaparkan Konsep Manusia menurut beberapa pendekatan / ahli:
Aliran Psikoanalisa, Sigmund Freud
- Pendekatan ini sangat dipengaruhi oleh Freud, sebagai Bapak psikoanalisa yang terkenal.
- Psikoanalisa melihat Konsep Manusia dari sisi yang sakit atau pincang, karena berpusat pada tingkah laku yang neurotisdan psikotis.
- Freud menganalogikan pikiran manusia dengan gunung es. Bagian terkecil yang tampak diatas permukaan air dianalogikan dengan pengalaman dasar, sedangkan bagian yang jauh lebih besar dibawah permukaan air dianalogikan dengan alam bawah sadar.
- Struktur Kepribadian nya;
*Id
Berisi segala sesuatu yang secara psikologis diwariskan dan telah ada sejak lahir. Id menggunakan prinsip kesenangan [pleasure principle] untuk membebaskan / mengurangi jumlah tegangan. Dari Id inilah nantinya berkembang Ego dan Superego. Id terdiri dari dorongan-dorongan bioligis dasar seperti kebutuhan makan, minum, seks, dan agresivitas.
Dalam Id terdapat dua jenis energi yang saling bertentangan dan sangat mempengaruhi individu, yaitu Insting Kehidupan [tujuan untuk mempertahankan hidup dan perkembangbiakan ras]dan Insting Kematian [tujuan semua kehidupan adalah kematian].
*Ego
Ego dikuasai oleh prinsip yang mendorong untuk mengikuti prinsip kenyataan [reality principle]. Ego disebut Eksekutif Kepribadian karena mengontrol ke arah tindakan, memilih lingkungan berespon, memutuskan insting mana yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya [menjalankan fungsi pengendalian agar upaya pemuasan Id itu realistis atau sesuai dengan kenyataan].
Peran utamanya menengahi kebutuhan instingtif organisme dan kebutuhan-kebutuhan lingkungan sekitarnya.
*SuperEgo
Pada dasarnya Superego adalah hati nurani [concience] seseorang yang menilai benar atau salahnya tindakan seseorang. Superego mewakili nilai-nilai ideal dan selalu berorientasi pada kesempurnaan.
Aliran Behavioristik
- Behavioristik melihat Konsep Manusia sebagai suatu mesin ..’Suatu sistem kompleks yang bertingkahlaku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum’
- Individu digambarkan sebagai suatu organisme yang tersusun baik, teratur, dan ditentukan Sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, dan kreativitas, seperti suatu alat pengatur napas.
Menurut Juan Petrovich Pavlov
- Pavlov menolak digunakan metoda instropeksi karena tidak dapat diperoleh data yang objektiv, oleh karena itu ia merintis objective psychologi.
- Dalam eksperimen nya Pavlov menggunakan anjing sebagai binatang percobaan. Anjing dioperasikan sedemikian rupa sehinggga apabila air liur keluar dapat dilihat dan ditampung dalam tempat yang telah disediakan. Apabila anjing lapar dan melihat makanan, kemudian mengeluarkan air liur disebut unconditional respon [UCR]. Apabila anjing mendengarkan bel dan kemudian menggerakkan telinganya, ini merupakan respon yang alami. Bel sebagai unconditional stimulus [UCS]
- Dalam eksperimennya Pavlov memberikan stimulus [UCS] berupa makanan, berbarengan dengan bunyi bel [UCS] menjadi [CS] yang menyebabkan timbulnya [CR] berupa air liur.
Menurut Edward Lee Thorndike
- Penelitian Thorndike terhadap tingkah laku binatang mencerminkan prinsip dasar proses belajar yang dianut oleh Thorndike, yaitu bahwa dasar dari belajar adalah asosiasi.
- Dari eksperimennya, Thorndike mengajukan beberapa macam hukum yang sering dikenal sebagai hukum primer dalam belajar, yaitu;"Law of Excercise" : Makin banyak latihan, hasilnya semakin baik."Law of Effects" : Apapun yang menguntungkan akan mudah dipelajari"Law of Readines" : Kesiapan seseorang memudahkan orang tersebut untuk mempelajari sesuatu hal"Law of Belonging" : Semakin kuat hubungan antara apa yang akan dipelajari dengan yang sudah dipelajari, hasilnya akan semakin baik
Aliran Humanistik
Berbeda dengan kedua pandangan diatas, para Ahli psikologi pertumbuhan (ahli Humanistik) melihat psikologi dari sisi Kesehatan jiwa atau dari orang yang sehat jiwanya.
Gambaran ahli psikologi pertumbuhan tentang manusia adalah optimistik dan penuh harapan. Meskipun para Ahli psikologi pertumbuhan tidak menyangkal bahwa stimulus-stimulus dari luar, dan konflik-konflik masa kanak-kanak mempengaruhi kepribadian, namun mereka tidak percaya bahwa manusia merupakan korban yang tidak dapat berubah dari kekuatan-kekuatan ini. Menurut mereka, . Setiap individu mempunyai kemampuan, pandangan segar tentang individu, melihat potensi individu untuk tumbuh menjadi lebih baik. Dan juga memiliki pandangan bahwa setiap individu memiliki kapasitas untuk menyelesaikan setiap masalah dan mengembangkan diri untuk menjadi lebih baik.
Ahli-ahli Humanistik juga mengemukakan bahwa ada suatu tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sangat diperlukan, yang melampaui “normalitas”, dan mereka mengemukakan bahwa manusia perlu berjuang untuk mengaktualisasikan semua potesinya. Dengan kata lain, tidak cukup hanya bebas dari sakit emosional; tidak adanya tingkah laku neurotis [terganggu syaraf] atau psikotis [terganggu jiwa] tidak cukup untuk menilai seseorang sebagai pribadi yang sehat. Tidak adanya sakit emosional hanya merupakan suatu langkah pertama yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemenuhan. Sedangkan individu harus mencapai lebih jauh dari itu.
Sumber
Materi Kuliah Kesehatan Mental 2013.
Basuki, A.M Heru. (2008) Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.